ABSTRAK
Kampus merupakan sebuah
tempat yang menghasilkan limbah kertas yang paling banyak di Indonesia.Di
Universitas Indonesia didapatkan fakta bahwa 25% dari sampah organic yang
dihasilkan dari sekitar 6 ton per hari merupakan sampah kertas.Oleh karena itu
limbah kertas yang sering menumpuk ditempat sampah menjadi masalah lingkungan
khususnya di Universitas Indonesia.apabila tidak diolah dengan baik, dengan
hanya memalui proses pembakaran tidak
menyelesaikan masalah karena dengan pembakaran hanya akan meningkatkan
pemenasan global di atmosfir. Oleh karena itu di Universitas Indonesia haruslah
dibuat sebuah system untuk proses pendaurulangan sampah kertas menjadi kertas
yang layak kembali untuk digunakan serta dengan memperhitungkan nilai ekonomis kertas yang telah didaurulang
tersebut untuk dijual kembali, sehingga dapat diperoleh berapakah keuntungan
yang dari pendaurulangan kertas proses tesebut akan dibuat dengan menggunakan
pemograman matlab untuk memprediksi hasil yang diinginkan. Sedangkan pada
simulasi CFDSOF yang akan digunakan akan dibuat sebuah desain ruangan tempat
proses pengeringan kertas yang telah di olah sehingga pada nantinya akan dapat
diketahui desain ruangan yang seperti apa yang paling optimal untuk tempat
ruangan pengeringan pengolahan sampah kertas. Dengan memvariasikan letak inlet
udara yang masuk dan outlet udara keluar sehingga pada nantinya akan dapat
mempercepat proses pengeringan.
Kata
Kunci :Sampah
Kertas, Pengeringan, Matlab, CFDSOF
BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR
BELAKANG
Seiring
perkembangan zaman dan teknologi diiringi perkembangan intelektual manusia yang
mendorong manusia untuk terus menuntut pendidikan formal di sekolah.Dari hal
tersebut kebutuhan manusia akan kertas juga akan terus meningkat. Sekolah
merupakan lingkungan kecil dimana manusia di dalamnya membutuhkan kertas karena
di luar sana masih benyak masyrakat dari berbagai golongan yang juga
menggunakan kertas sebagai kebutuhannya, misalnya karyawan kantor, arsitek dan
masih banyak lagi.
Coba perhatikan fakta-fakta berikut
ini :
- Dengan mengambil nilai minimal rata-rata tingkat pertumbuhan konsumsi dan produksi yakni 5% per tahun (sedangkan menurut World Resource Institute untuk Negara berkembang rata-rata sekitar 7% per tahun), maka diperoleh jumlah konsumsi kertas Indonesia di tahun 2006 adalah 5,96 juta ton.
- Dalam sebuah program Cleaning Day yang diadakan oleh sebuah perusahaan sumber energi di daerah bisnis Kuningan, Jakarta, terkumpul sampah kertas tak terpakai sebanyak 2 ton kertas, selama kurun waktu lima tahun menghuni gedung tersebut. Jumlah sampah yang dihasilkan 30-40% merupakan sampah kertas.
- Konsumsi kertas di Indonesia terus meningkat satu kilogram (kg) per kapita tahun atau sekitar 220 ribu ton (Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), 2003). Dengan itu, maka Indonesia membutuhkan pembangunan satu pabrik kertas baru setiap tahunnya menyusul lahapnya konsumsi kertas dalam negeri (Kapanlagi.com, 2008).
- Kapasitas produksi kertas lainnya adalah kertas koran 750 ribu ton, kertas sackracft 0,4 juta ton, kertas bungkus 92 ribu ton, kertas sigaret 64 ribu ton, kertas tisu 312 ribu ton, dan kertas berharga 13,5 ribu ton.
- Data Rainforest Information Center menyebutkan sebanyak 10-17 pohon harus ditebang untuk menghasilkan satu ton kertas ukuran koran (atau 8 A ukuran kertas A4). Satu ton tersebut cukup untuk mencetak sekira 7.000 eksemplar koran.
- Masih menurut Indonesian Pulp and Paper Association, 90% konsumsi kertas (tulis dan cetak) di Indonesia disuplai secara domestik dan dalam kurun waktu lima tahun (2000-2004).
- Laju deforestasi hutan Indonesia pada periode tahun 1985-1998 tidak kurang dari 1,6 juta hektar per tahun (Dephutbun, 2000).
Pada umumnya sampah kertas banyak
dibuang begitu saja dan tidak dimanfaatkan. Penumpukan sampah kertas tentu saja
memberikan dampak buruk bagi lingkungan,baik dari segi keindahan maupun
kesehatan. Metode daur ulang kertas dapat digunakan sebagai solusi pemanfaatan
kertas bekas agar dapat mengurangi dampak buruknya terhadap lingkungan.Sampah
kertas pada saat sekarang ini sebagian besar masih dipandang sebagai limbah
lingkungan yang tidak berguna dan banyak menumpuk.Hal seperti ini berpotensi
buruk bagi lingkungan sekitar seperti kebersihan yang tidak terjaga diakibatkan
sampah kertas yang dibuang dengan asal.Dan juga pemanasan global yang bisa
terus meningkat diakibatkan sampah kertas yang di bakar.Sudut pandang terhadap
sampah kertas yang seperti itu harus diubah.Sampah kertas dapat dimanfaatkan
kembali sebagai kertas tulis ataupun kertas untuk kerajinan tangan.
Daur ulang
limbah kertas adalah proses untuk memanfaatkan limbah kertas menjadi sesuatu
produk yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi
penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca
jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.
Dampak
kertas terhadap lingkungan merupakan akibat negatif yang harus ditanggung alam
karena keberadaan sampah kertas.Dampak ini ternyata sangat
signifikan.Sebagaimana yang diketahui, kertas yang mulai digunakan sejak zaman
dahulu sebagai alat bahan dasar untuk menulis, kini telah menjadi barang yang
sudah tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Kertas terbuat dari bahan
dasar pohon, untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kertas maka ribuan pohon
ditebang setiap tahunnya sehingga mengakibatkan rusaknya hutan yang merupakan
paru-paru dunia dan juga mengakibatkan kelangkaan flora dan fauna.
Kebutuhan manusia yang berlebih
terhadap kertas mengakibatkan bertambahnya produksi sampah kertas di lingkungan
sekitar.Meskipun terbuat dari bahan organik yang bisa terurai, namun masih
sering ditemukan tumpukan sampah yang terdiri dari kertas.Hal ini tentunya
menjadi pemandangan yang tidak nyaman dan juga merupakan sumber penyakit.
Limbah kertas memiliki manfaat yang
tak terduga karena dapat di aur ulang menjadi art paper dan dapat digunakan
untuk membuat kerajinan tangan seperti kartu ucapan, pelapis permukaan boks
karton, tas, kap lampu, pengolahan sampah kertas ini sudah banyak di gunakan
seluruh masyarakat tanpa mereka sadar bahwa bahan dari produk tersebut adalah
dari sampah kertas.
Usaha ini sangat menarik karena
dapat menciptakan sesuatu benda baru yang bermanfaat tentunya dengan modal yang
tidak terlalu besar karena bahan baku utamanya adalah sampah kertas. Selain
itu, dengan usaha ini berarti kita telah membantu pemerintah untuk mengurangi
volume sampah yang ada. Bahkan dengan pengolahan yang sederhana dan
dikombinasikan dengan sampah alami dilingkungan sekitar kita maka aneka benda
baru dapat bermanfaat dengan penampilan baru yang kaya akan nuansa alami. Atas
ide tersebut, penulis berusaha membuat suatu bentuk baru diantaranya jam dari
bahan pengolahan dengan pertimbangan souvenir seperti tempat foto dan tempat
pinsil telah banyak dijumpai sehingga dengan souvenir jam dari bahan kertas
pengolahan ini diharapkan dapat menjadi souvenir dari bahan kertas pengolahan
yang sedikit berbeda dari biasanya.
II.
TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :
·
Mengetahui cara pengolahan limbah kertas di universitas
Indonesia.
·
Dapat memprediksi keuntung dari pengolahan limbah kertas
dengan menggunakan metode komputasi dan simulasi
·
Mengetahui keuntungan
ekonomis dari pengolahan limbah kertas.
·
Dapat memprediksi
desain yang optimum untuk ruangan pengringan.
III.
BATASAN
MASALAH
Adapun
batasan masalah dalam penulisan makalah ini meliputi :
·
Membuat sebuah
algoritma pemograman sederhana dengan metode komputasi teknik (Matlab) sehingga
dapat menghitung waktu pemprosesan, banyaknya tahap pemrosesan, keuntungan yang
didapatkan, dari pengolahan limbah kertas khususnya di Universitas Indonesia.
·
Membuat simulasi dengan
menggunakan software CFDSOF untuk mendapatkan disain yang optimum untuk proses
pengeringan dalam pengolahan limbah kertas.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
1.
LIMBAH
KERTAS
1.1
Sumber
Limbah Kertas.
Seiring
perkembangan zaman dan teknologi diiringi perkembangan intelektual manusia yang
mendorong manusia untuk terus menuntut pendidikan formal di sekolah.
Dari
hal tersebut kebutuhan manusia akan kertas juga akan terus meningkat. Sekolah
merupakan lingkungan kecil di mana manusia di dalamnya membutuhkan kertas
karena di luar sana masih benyak masyrakat dari berbagai golongan yang juga
menggunakan kertas sebagai kebutuhannya, misalnya karyawan kantor, arsitek dan
masih banyak lagi.
Limbah
kertas berasal dari pengguna kertas seperti di atas karena limbah kertas
merupakan kertas yang sudah tidak terpakai lagi oleh penggunanya sehingga
penggunanya lebih cenderung membuangnya. Limbah kertas juga terdiri dari
berbagai jenis di antaranya, kertas tulis, majalah, koran, karton atau pun
pembungkus makanan.
1.2
Dampak limbah kertas dalam
kehidupan manusia.
Dampak
kertas terhadap lingkungan merupakan akibat negatif yang harus ditanggung alam
karena keberadaan sampah kertas.Dampak ini ternyata sangat
signifikan.Sebagaimana yang diketahui, kertas yang mulai digunakan sejak zaman
dahulu sebagai alat bahan dasar untuk menulis, kini telah menjadi barang yang
sudah tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Kertas terbuat dari bahan
dasar pohon, untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kertas maka ribuan pohon
ditebang setiap tahunnya sehingga mengakibatkan rusaknya hutan yang merupakan
paru-paru dunia dan juga mengakibatkan kelangkaan flora dan fauna.
Kebutuhan
manusia yang berlebih terhadap kertas mengakibatkan bertambahnya produksi
sampah kertas di lingkungan sekitar.Meskipun terbuat dari bahan organik yang
bisa terurai, namun masih sering ditemukan tumpukan sampah yang terdiri dari kertas.Hal
ini tentunya menjadi pemandangan yang tidak nyaman dan juga merupakan sumber
penyakit.
1.3
Manfaat Limbah Kertas.
Limbah
kertas memiliki manfaat yang tak terduga karena dapat di aur ulang menjadi art
paper dan dapat digunakan untuk membuat kerajinan tangan seperti kartu ucapan,
pelapis permukaan boks karton, tas, kap lampu, pengolahan sampah kertas ini
sudah banyak di gunakan seluruh masyarakat tanpa mereka sadar bahwa bahan dari
produk tersebut adalah dari sampah kertas.
Usaha
ini sangat menarik karena dapat menciptakan sesuatu benda baru yang bermanfaat
tentunya dengan modal yang tidak terlalu besar karena bahan baku utamanya
adalah sampah kertas. Selain itu, dengan usaha ini berarti kita telah membantu
pemerintah untuk mengurangi volume sampah yang ada. Bahkan dengan pengolahan
yang sederhana dan dikombinasikan dengan sampah alami dilingkungan sekitar kita
maka aneka benda baru dapat bermanfaat dengan penampilan baru yang kaya akan
nuansa alami. Atas ide tersebut, penulis berusaha membuat suatu bentuk baru
diantaranya jam dari bahan pengolahan dengan pertimbangan souvenir seperti
tempat foto dan tempat pinsil telah banyak dijumpai sehingga dengan souvenir
jam dari bahan kertas pengolahan ini diharapkan dapat menjadi souvenir dari
bahan kertas pengolahan yang sedikit berbeda dari biasanya.
Selain
itu manfaat pengolahan limbah kertas yang dipandak dari beberapa aspek nilai,
adalah sebagai berikut :
• Nilai Ekonomi.
Pengolahan
sampah menjadi suatu produk yang bernilai guna dapat menjadi sumber penghasilan
bagi masyarakat karena produk pengolahan merupakan suatu barang yang tak jarang
memilki nilai jual tinggi. Dengan adanya kepedulian masyarakat terhadap
pengolahan sampah tentunya juga akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
• Nilai Sosial
Kegiatan
pengolahan limbah akan meningkatkan kreativitas masyarakat terhadap apa saja
yang ada di sekitarnya terkhususnya pada sampah. Selain itu, kegiatan
pengolahan sampah biasanya dilakukan dalam suatu wadah atau kelompok-kelompok
kecil yang dibentuk masyarakat sehingga masyarakat akan bekerja sama dalam
proses pengolahan sampah untuk menghasilkan suatu produk sehingga juga
meningkatkan rasa sosialis dalam masyarakat.
• Nilai Budaya
Kegiatan
pengolahan sampah dapat memunculkan ataupun mengembangkan suatu budaya yaitu
budaya peduli lingkungan dengan membuat produk berguna dari sampah.
1.4
Pengolahan Limbah Kertas.
Pengolahan
adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan
tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang
berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan
energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika
dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Pengolahan adalah salah satu
strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan,
pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas
pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga
adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle).
Material
yang bisa dipengolahan terdiri dari sampah kaca, plastik, kertas, logam,
tekstil, dan barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatan kompos yang
umumnya menggunakan sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak
dikategorikan sebagai proses pengolahan. Pengolahan lebih difokuskan kepada
sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan
kerusakan lahan. Secara garis besar, pengolahan adalah proses pengumpulan
sampah, penyortiran, pembersihan, dan pemrosesan material baru untuk proses
produksi.
Pada
pemahaman yang terbatas, proses pengolahan harus menghasilkan barang yang mirip
dengan barang aslinya dengan material yang sama, contohnya kertas bekas harus
menjadi kertas dengan kualitas yang sama, atau busa polistirena bekas harus
menjadi polistirena dengan kualitas yang sama. Seringkali, hal ini sulit
dilakukan karena lebih mahal dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan
yang baru. Jadi, pengolahan adalah proses penggunaan kembali material menjadi
produk yang berbeda. Bentuk lain dari pengolahan adalah ekstraksi material
berharga dari sampah, seperti emas dari prosessor komputer, timah hitam dari
baterai, atau ekstraksi material yang berbahaya bagi lingkungan, seperti
merkuri.
Pengolahan adalah
sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari sampah. Proses pengolahan
alumunium dapat menghemat 95% energi dan mengurangi polusi udara sebanyak 95%
jika dibandingkan dengan ekstraksi alumunium dari tambang hingga prosesnya di
pabrik. Penghematan yang cukup besar pada energi juga didapat dengan
menpengolahan kertas, logam, kaca, dan plastik.
2.
KOMPUTASI
Komputasi
sebetulnya bisa diartikan sebagai cara untuk menemukan pemecahan masalah dari
data input dengan menggunakan suatu algoritma. Hal ini ialah apa yang disebut
dengan teori komputasi, suatu sub-bidang dari ilmu komputer dan matematika.
Selama ribuan tahun, perhitungan dan komputasi umumnya dilakukan dengan
menggunakan pena dan kertas, atau kapur dan batu tulis, atau dikerjakan secara
mental, kadang-kadang dengan bantuan suatu tabel. Namun sekarang, kebanyakan
komputasi telah dilakukan dengan menggunakan komputer.
Secara
umum iIlmu komputasi adalah bidang ilmu
yang mempunyai perhatian pada penyusunan model matematika dan teknik
penyelesaian numerik serta penggunaan komputer untuk menganalisis dan
memecahkan masalah-masalah ilmu (sains).
Dalam penggunaan praktis, biasanya berupa penerapan simulasi komputer atau
berbagai bentuk komputasi lainnya untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam
berbagai bidang keilmuan, tetapi dalam perkembangannya digunakan juga untuk
menemukan prinsip-prinsip baru yang mendasar dalam ilmu.
Bidang
ini berbeda dengan ilmu komputer (computer science), yang mengkaji komputasi,
komputer dan pemrosesan informasi.Bidang ini juga berbeda dengan teori dan
percobaan sebagai bentuk tradisional dari ilmu dan kerja keilmuan.Dalam ilmu
alam, pendekatan ilmu komputasi dapat memberikan berbagai pemahaman baru,
melalui penerapan model-model matematika dalam program komputer berdasarkan landasan
teori yang telah berkembang, untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata dalam
ilmu tersebut.
Dalam
komputasi teknik mempunyai Ada enam tahap yang dilakukan
dakam pemecahan persoalan dunia nyata dengan metode numerik, yaitu:
- Pemodelan
Ini adalah tahap pertama.Persoalan dunia nyata
dimodelkan ke dalam persamaan matematika
- Penyederhanaan model
Model matematika yang dihasilkan dari tahap 1
mungkin saja terlalu kompleks, yaitu memasukkan banyak peubah (variable) atau
parameter. Semakin kompleks model matematikanya, semakin rumit penyelesaiannya.
Mungkin beberapa andaian dibuat sehingga beberapa parameter dapat
diabaikan.Contohnya, faktor gesekan udara diabaikan sehingga koefisian gesekan
di dalam model dapat dibuang. Model matematika yang diperoleh dari penyederhanaan
menjadi lebih sederhana sehingga solus inya akan lebih mudah diperoleh.
- Formulasi numeric
Setelah model matematika yang sederhana diperoleh,
tahap selanjutnya adalah memformulasikannya secara numerik, antara lain:
a)
menentukan metode numerik yang
akan dipakai bersama-sama dengan analisis galat awal (yaitu taksiran galat,
penentuan ukuran langkah, dan sebagainya).
b)
Pemilihan metode didasari pada
pertimbangan:
-
apakah metode tersebut teliti?
-
apakah metode tersebut mudah
diprogram dan waktu pelaksanaannya cepat?
-
apakah metode tersebut tidak peka
terhadap perubahan data yang cukup kecil?
c)
menyusun algoritma dari metode
numerik yang dipilih.
- Pemrograman
Tahap selanjutnya adalah menerjemahkan algoritma ke
dalam program komputer dengan menggunakan salah satu bahasa pemrograman yang
dikuasai.
- Operasional
Pada tahap ini, program komputer dijalankan dengan data uji coba sebelum data yang sesungguhnya. - Evaluasi
Bila program sudah selesai dijalankan dengan data
yang sesungguhnya, maka hasil yang diperoleh diinterpretasi. Interpretasi
meliputi analisis hasil run dan
membandingkannya dengan prinsip dasar dan hasil-hasil empirik untuk menaksir kualitas solusi numerik, dan keputusan untuk menjalankan kembali program dengan untuk memperoleh hasil yang lebih baik
membandingkannya dengan prinsip dasar dan hasil-hasil empirik untuk menaksir kualitas solusi numerik, dan keputusan untuk menjalankan kembali program dengan untuk memperoleh hasil yang lebih baik
3.
CFD
(Computational Fluids Dynamic)
CFD merupakan kepanjangan dari Computational Fluids Dynamic.CFD merupakan sebuah teknik komputansi
yang digunakan sebagai sebuah alat simulasi yang dapat memprediksikan dan
menganalisi cabang ilmu, seperti aliran fluida, perpindahan kalor, dan reaksi
kimia yang dapat disimulasikan dengan software CFD.Saat ini software CDF telah
berkembang dan berbagai macam jenis disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. CFD
telah membantu para engineer untuk melakukan desain dengan biaya yang relatif
lebih rendah dan waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan eksperimental.
Selain itu dapat menvisualisasikan suatu kondisi yang sulit untuk diaplikasikan
dengan ekperimen. Banyak persamaan diferensial yang digunakan pada kalkulasi
CFD
Adapun konsep dasar CFD adalah penyelesaian metoda
numerik dengan sebuah persamaan fluida yaitu Persamaan Navier Stokes dengan
prinsip :
- kekekalan massa
- kekekalan momentum
- kekekalan energi
Namun CFD
hanyalah sebuah simulasi sehingga perkiraan yang didapat tidak cukup presisi.
Dalam hal ini ada beberapa software yang bisa digunakan untuk CFD yaitu
FLUENT,PHOENIX.
Beberapa aplikasi CFD:
- burner design
- combustion engine
- drying
- emission control
- extrusion
- filtration
- fluid handling
- gas filtration
- gas liquid flow
- gas solid flow
- hazard assassment
- heat and mass transfer
- mixing
- dll
Salah satu jenis software yang
berbasis fundamental CFD yang digunakan dalam perkuliahan komputasi teknik dan
simulasi ini adalah software CFDSOF dan CFDPRE yang dikembangkan oleh Dosen
Teknik Mesin Universitas Indonesia Ahmad Indra Siswantara.Software ini berguna
dapat digunakan sebagai simulasi aliran fluida pada sebuah benda dengan
meng-inputkan berbagai parameter yang telah diketahui dan diasumsikan. Software
CFDSOF dan CFDPRE ini terus dalam pengembangan grup AIR (Ahmad Indra Research)
4.
LAJU
PENGUAPAN
Penguapan
atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya
air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan
dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara
berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.
Rata-rata
molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila tidak
cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling
bertumbukan mereka saling bertukar energi dalam berbagai derajat, tergantung
bagaimana mereka bertumbukan. Terkadang transfer energi ini begitu berat
sebelah, sehingga salah satu molekul mendapatkan energi yang cukup buat
menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan molekul
tersebut dapat terbang ke dalam gas dan "menguap"
Ada
cairan yang kelihatannya tidak menguap pada suhu tertentu di dalam gas tertentu
(contohnya minyak makan pada suhu kamar). Cairan seperti ini memiliki
molekul-molekul yang cenderung tidak menghantar energi satu sama lain dalam
pola yang cukup buat memberi satu molekul "kecepatan lepas" - energi
panas - yang diperlukan untuk berubah menjadi uap. Namun cairan seperti ini
sebenarnya menguap, hanya saja prosesnya jauh lebih lambat dan karena itu lebih
tak terlihat
Penguapan
adalah bagian esensial dari siklus air. Uap air di udara akan berkumpul menjadi
awan. Karena pengaruh suhu, partikel uap air yang berukuran kecil dapat
bergabung (berkondensasi) menjadi butiran air dan turun hujan. [1]. Siklus air
terjadi terus menerus. Energi surya menggerakkan penguapan air dari samudera,
danau, embun dan sumber air lainnya.Dalam hidrologi penguapan dan transpirasi
(yang melibatkan penguapan di dalam stomata tumbuhan) secara kolektif
diistilahkan sebagai evapotranspirasi.
Untuk
dapat mengetahui seberapa besar laju aliran yang dihasilkan dapat menggunakan
rumus dibawah in :
= q / U
Dimana
:
= laju aliran massa (kg/s)
q = kalor yang dilepas lampu (joule/s)
U
= kalor laten air joule/kg
Sehingga
untuk dapat menghitung waktu pengeringan
t = m . 1/
dimana
:
t
= waktu (s)
m = massa air (kg)
w
= laju aliran massa (kg/s)
ü Densitas
Densitas
merupakan ukuran kerapatan suatu zat yang dinyatakan banyaknya zat (massa) per
satuan volume. Jadi satuannya adalah satuan massa per satuan volume, misalnya
kg per meter kubik atau gram per centimeter kubik.
ρ
= m/v
Bahan
|
ρ (kg/m3)
|
Udara
|
1.2
|
Air
|
1000
|
Uap Air
|
2.54
|
ü Kalor Spesifik
(Cp)
Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor (Q) yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu (T) satu satuan massa (m) benda sebesar satu
derajat. Rumus kalor jenis :
Satuan Internasional kalor
jenis adalah J/Kg K. Kalor jenis benda berubah terhadap suhu.Jika perubahan
suhu tidak terlalu besar maka kalor jenis dapat dianggap tetap.Kalor jenis suatu
benda menyatakan kemampuan suatu benda untuk menyerap kalor atau melepaskan
kalor.Semakin besar kalor jenis suatu benda, semakin kecil kemampuan benda
tersebut menyerap atau melepaskan kalor.Semakin kecil kalor jenis benda,
semakin baik kemampuan benda tersebut menyerap atau melepaskan kalor.Emas
mempunyai kalor jenis lebih kecil sehingga emas lebih cepat menyerap atau
melepaskan kalor.Sebaliknya air mempunyai kalor jenis besar sehingga air lebih
lambat menyerap atau melepaskan kalor.
Bahan
|
Cp (j/kg.K)
|
Udara
|
1005
|
Air
|
4180
|
Uap
Air
|
-
|
ü Konduktifitas Termal
Konduksi
adalah hantaran kalor yang tidak disertai dengan perpindahan partikel
perantaranya. Pada hantaran kalor ini yang berpindah hanyalah energinya,tanpa
melibatkan partikel perantaranya, seperti hantaran kalor pada logam
yangdipanaskan dari satu ujung ke ujung lainnya. Saat ujung B dipanaskan, maka
ujungA, lama kelamaan akan mengalami pemanasan juga, hal tersebut
dikarenakanenergi kalor yang menggetarkan molekul-molekul di ujung B turut
menggetarkanmolekul-molekul yang ada disampingnya hingga mencapai titik
A.Energi kalor yang dipindahkan secara konduksi sebesar,
Q
= k A ∆t t/I
Sedang
besar laju aliran kalor dengan konduksi dirumuskan,
H
= Q/t =(k A ∆t) / I
Dimana
:
H=
laju aliran kalor (J/s atau watt)
Q=
kalor yang dipindahkan (joule)
t=
waktu (s)
k=
konduktivitas termal zat (W/mK)
A=
luas penampang melintang (m2)
∆t=
perubahan suhu (°C atau K)
l=
tebal penghantar (m)
Bahan
|
k
(W/mK)
|
Udara
|
0.024
|
Air
|
0.6
|
Uap
Air
|
0.0499
|
Benda yang
memiliki konduktivitas termal (k) besar merupakan penghantar kalor yang baik
(konduktor termal yang baik).Sebaliknya, benda yang memiliki konduktivitas
termal yang kecil merupakan merupakan penghantar kalor yang buruk (konduktor
termal yang buruk).
ü Viskositas
Fluida, baik zat cair maupun zat gas
yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas
alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang
menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling
gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas
disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul
sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara
molekul.
Fluida yang lebih cair biasanya
lebih mudah mengalir, contohnya air.Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih
sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu dkk. Hal ini bisa dibuktikan
dengan menuangkan air dan minyak goreng di atas lantai yang permukaannya
miring. Pasti air ngalir lebih cepat daripada minyak goreng atau oli.Tingkat
kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu.Semakin tinggi suhu zat cair,
semakin kurang kental zat cair tersebut.Misalnya ketika ibu menggoreng paha
ikan di dapur, minyak goreng yang awalnya kental menjadi lebih cair ketika
dipanaskan.Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat
gas tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas
alias kekentalan cuma ada pada fluida riil (rill = nyata). Fluida riil/nyata
tuh fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti air, sirup,
oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida riil berbeda dengan fluida ideal.Fluida
ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari.Fluida ideal hanya model
yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida
ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan Fluida Dinamis).Mirip seperti
kita menganggap benda sebagai benda tegar, padahal dalam kehidupan sehari-hari
sebenarnya tidak ada benda yang benar-benar tegar/kaku. Tujuannya sama, biar
analisis kita menjadi lebih sederhana.
Satuan Sistem Internasional (SI)
untuk koofisien viskositas adalah Ns/m2 = Pa.s (pascal sekon).
Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk si koofisien viskositas adalah
dyn.s/cm2 = poise (P). Viskositas juga sering dinyatakan dalam
sentipoise (cP). 1 cP = 1/100 P. Satuan poise digunakan untuk mengenang seorang
Ilmuwan Perancis, almahrum Jean Louis Marie Poiseuille (baca : pwa-zoo-yuh).
1 poise = 1 dyn .s/cm2 = 10-1 N.s/m2
Fluida
|
Temperatur (o C)
|
Koofisien Viskositas
|
Air
|
0
|
1,8 x 10-3
|
20
|
1,0 x 10-3
|
|
60
|
0,65 x 10-3
|
|
100
|
0,3 x 10-3
|
|
Darah (keseluruhan)
|
37
|
4,0 x 10-3
|
Plasma Darah
|
37
|
1,5 x 10-3
|
Ethyl alkohol
|
20
|
1,2 x 10-3
|
Oli mesin (SAE 10)
|
30
|
200 x 10-3
|
Gliserin
|
0
|
10.000 x 10-3
|
20
|
1500 x 10-3
|
|
60
|
81 x 10-3
|
|
Udara
|
20
|
0,018 x 10-3
|
Hidrogen
|
0
|
0,009 x 10-3
|
Uap air
|
100
|
0,013 x 10-3
|
Setiap zat cair mempunyai
karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair dengan zat cair yang lain. Salah
satunya adalah viskositas.Viskositas merupakan tahanan yang dilakukan oleh
suatu lapisan fluida terhadap suatu lapisan lainnya.Sifat viskositas ini
dimiliki oleh setiap fluida, gas, atau cairan. Viskositas suatu cairan
murni adalah indeks hambatan aliran cairan.Aliran cairan dapat dikelompokan
menjadi dua yaitu aliran laminar dan aliran turbulen. Aliran laminar
menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis tengah
kecil.Sedangkan aliran turbulen menggambarkan laju aliran yang besar dengan
diameter pipa yang besar.Penggolongan ini berdasarkan bilangan Reynoldnya.
Viskositas menentukan kemudahan
suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antar lapisan material.Karenanya
viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin
besar viskositas maka aliran akan semakin lambat. Besarnya viskositas
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya tarik antar molekul
dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat cair maupun zat gas
yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Pada zat cair,
viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara
molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan
antara molekul.
Fluida yang lebih cair biasanya
lebih mudah mengalir, contohnya air.Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih
sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu dll.Tingkat kekentalan
fluida dinyatakan dengan koefisien viskositas (h). Kebalikan dari
Koefisien viskositas disebut fluiditas, , yang merupakan ukuran kemudahan
mengalir suatu fluida.
Viskositas cairan adalah fungsi dari
ukuran dan permukaan molekul, gaya tarik menarik antar molekul dan struktur
cairan. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam kedudukan setimbang, maka
sebelum sesuatu lapisan melewati lapisan lainnya diperlukan energy
tertentu.Sesuai hokum distribusi Maxwell-Boltzmann, jumlah molekul yang memiliki
energy yang diperlukan untuk mengalir, dihubungkan oleh factor e-E/RT dan
viskositas sebanding dengan e-E/RT. Secara kuantitatif pengaruh suhu
terhadap viskositas dinyatakan dengan persamaan empirik,
h = A e-E/RT
A merupakan tetapan yang sangat tergantung
pada massa molekul relative dan volume molar cairan dan E adalah energi ambang
per mol yang diperlukan untuk proses awal aliran.
BAB
III
METODELOGI PENELITIAN
1.
Deskripsi
Permasalahan
Kampus
merupakan sebuah tempat yang menghasilkan limbah kertas yang paling banyak di
Indonesia.Di Universitas Indonesia didapatkan fakta bahwa 25% dari sampah
organic yang dihasilkan dari sekitar 6 ton per hari merupakan sampah
kertas.Oleh karena itu limbah kertas yang sering menumpuk ditempat sampah
menjadi masalah lingkungan khususnya diUniversitas Indonesia.apabila tidak
diolah dengan baik, dengan melalui hanya memalui proses pembakaran tidak menyelesaikan masalah karena
dengan pembakaran hanya akan meningkatkan pemenasan global di atmosfir. Oleh
karena itu di Universitas Indonesia haruslah dibuat sebuah system untuk proses
pendaurulangan sampah kertas menjadi kertas yang layak kembali untuk digunakan
serta dengan memperhitungkan nilai
ekonomis kertas yang telah didaurulang tersebut untuk dijual kembali,
sehingga dapat diperoleh berapakah keuntungan yang dari pendaurulangan kertas
Pada
tulisan ini akan dibuat peran ilmu keteknikan dalam pengolahan pendaurulangan
kertas bekas ini menjadi kertas yang dapat digunakan kembali dengan metode
komputasi dan simulasi teknik dimana pada metode komputasi akan dapat
memprediksi berapa lama proses pendaur ulangan kertas, berapa kali proses
pendaur ulangan kertas dilakukan, berapakah keuntungan yang didapatkan serta kita
dapat memprediksi berapa banyak pohon yang telah kita selamatkan jika kita
melakukan proses pendaur ulangan kertas. Dan juga akan diperlihatkan simulasi
menggunakan CFDSof ketika proses pengeringan kertas daur ulang.
2.
Metode
Pada
makalah ini akan dibuat sebuah metode pengolahan sampah kertas di Universitas
Indonesia dengan bantuan komputasi dan simulasi sehingga dapat memprediksi
seberapa besar kebermanfaatan dan keuntungan jika kita melakukan proses
pendaurulangan kertas, khususnya di lingkungan Universitas Indonesia.
Dari
data yang didapatkan memalui Bank Sampah Universitas Indonesia pada tahun 2012
sekitar 6 ton sampah organic/ hari dan 1.2 ton sampah non organic/ hari yang
dihasilkan kampus Universitas Indonesia dimana 25% atau sekita 1500 kg/ hari dari sampah organic yang
dihasilkan adalah sampah kertas.
Proses
pengolahan sampah kertas menjadi art
paper adalah sebagai berikut :
Dari literature yang didapatkan bahwa
komposisi air yang digunakan untuk merendam sampah kertas adalah 1 : 0.5 atau
100 kg kertas = 50 kg air.Dari data bahwa Universitas
Indonesia menghasilkan sampah kertas rata-rata 1500 kg/ hari maka diasumsikan
bahwa dalam cetakan untuk daur ulang
kertas di Universitas Indonesia sebanyak 50 buah. Sehingga pada pemograman
komputasi nantinya dapat diketahui berapa kali proses pencetakan dilakukan.
Pada proses pengering pengolahan sampah
di Universitas Indonesia tidak dilakukan di lingkungan terbuka melainkan
dilakukan proses pengeringan di dalam ruangan yang berukuran 4 x 4 x 3 meter, dengan menggunakan lampu 150 watt. Sehingga kita
dapat memprediksi berapa lama waktu yang dibutuhkan selama proses pengeringan.
Ketika semua proses dilakukan kita juga dapat memprediksi berapa keuntungan
yang didapatkan dari proses pendaur ulangan sampah kertas ini dan juga kita
dapat mengetahui berapa banyak jumlah pohon yang dapat kita selamatkan apabila
kita melakukan proses pendaur ulangan sampah kertas ini.
Pada simulasi CFDSOF yang akan digunakan
akan dibuat sebuah desain ruangan tempat proses pengeringan kertas yang telah
di olah sehingga pada nantinya akan dapat diketahui desain ruangan yang seperti
apa yang paling optimal untuk tempat ruangan pengeringan pengolahan sampah
kertas. Dengan memvariasikan letak inlet udara yang masuk dan outlet udara keluar
sehingga pada nantinya akan dapat mempercepat proses pengeringan.
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
1. Hasil Komputasi
(Matlab)
Pada
pembuatan algoritma pemograman untuk pengolahan sampah ini ada beberapa
variable yang harus ditentukan terlebih dahulu yaitu :
ü Input
ü Asumsi
ü Outout
Untuk
variable input yang kita inginkan adalah
berupa banyaknya sampah kertas yang akan diinginkan dalam satuan (kg) dimana
pada sampel percobaan algoritma ini sebagai variable input-an adalah banyaknya
sampah yang dihasilkan di Universitas Indonesia dalam satu hari. Dari data yang
diperoleh dari Bank Sampah UI 2012 terdata bahwa 6 ton sampah organic yang
dihasilkan Universitas Indonesia dalam satu hari dimana 25% dari sampah organic
tersebut adalah sampah kertas. Oleh karena itu kita akan mengambil sampel
input-an data jumlah sampah yang akan di proses adalah sebesar 1500 kg/hari.
Untuk
variable nilai-nilai apa saja yang diasumsikan adalah sebagai berikut :
ü Asumsi
volume cetakan kertas 0.12 kg
ü Asumsi
banyaknya cetakan 50 buah
ü Asumsi
banyaknya blender 50 buah
ü Asumsi
banyaknya massa air yang akan dikeringkan 0.02 kg
ü Asumsi
harga artpaper 5 lembar |Rp. 5000
ü Asumsi
1 pohon = 730 kg kertas
Untuk Output yang diharapkan untuk
komputasi pemograman (matlab) ini adalah :
ü Banyaknya
proses yang dilakukan.
ü Lama
waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan selembar kertas
ü Keuntungan
yang didapatkan dari pengolahan sampah kertas
ü Berapa
banyak pohon yang kita selamatkan jika kita mengolah limbah kertas.
Berikut ini adalah algoritma Pemograman (matlan)
pengolahan sampah kertas di Universitas Indonesia.
Program
Matlab
function [ tb ] = artpaper( )
% masukan jumlah sampah
(kg)
k = input ('masukan limbah kertas yang
akan dioalah (kg)');
% asumsi air
a = k/2;
% asumsi volume cetakan
(0.12)
% asumsi alat belender (50
buah)
% Banyaknya proses yang
dilakukan
proses = ((k+a)/0.12)/50
% Lama waktu pengeringan
q = 150 ;%(watt)kalor yang dihasilkan
lampu
u = 2257000 ;% (j/kg) kalor laten air
ketika 100 der C
% flow rate
w = q/u ;% (kg/s)
% asumsi massa air yang
akan dihilangkan (0.02 gr)
m = 0.02 ; %(kg)
%waktu peneringan
wkt=((m *(1/w))/60)
%total waktu pengeringan
TWaktu = (wkt * proses)/60
% Harga jual artpaper
ap = (k + a)/0.12;
%asumsi 5 lembar =rp 5000
Harga = (ap /5)*5000
%pohon yang diselamatkan
%asumsi 1 pohon = 730 kg
kertas
pohon = k/730
end
Beriku ini adalah hasil dari kalkulasi penggunaan
program matlab :
1. Hasil Simulasi CFDSOF
untuk ruangan pengeringan sampah kertas.
Pada simulasi dengan menggunakan
CFDSOF ini akan dibuat variasi simulasi peletakan inlet dan outlet didalam ruangan tempat
peneringan sampah kertas yang telah diolah. Sehingga pada nantinya akan di
dapatkan desain ruangan seperti apakah yang paling optimal untuk proses
pengeringan sampah kertas yang telah diolah ini, dengan melihat parameter
penyebaran temperature udara didalam ruangan, kecepatan aliran udaranya dan
ketika kondisi benda yang akan dikeringkan dalam menerima panas yang
dihasilkan.
Pada simulasi ini untuk demensi
ruangan adalah 4 x 3 dalam 2D, dan dengan 3 buah phase yang digunakan yaitu
Air, Udara dan Uap Air sebagai media yang ada didalam ruangan. Dan
parameter-parameter yang dimasukan dalam sumulasi seperti konduktifitas termal,
densitas, kalor spesifik, viskositas untuk setiap jenis fluida yang digunakan
yaitu udara, air dan uap air.
Berikut ini adalah hasil simulasi CFDSOF untuk ruangan
pengeringan sampah kertas :
ü Desain Pertama
Pada Gambar 1desain pertama ruangan pengeringan sampah kertas posisi
lubang udara (inlet) berada di tengah- tengah antara sumber cahaya (lampu 150
watt) dan dua buah lubang keluaran (outlet) pada bagian bawah. Untuk dua buah
grid yang berwarna kuning adalah sumber cahaya (lampu 150 watt), grid warna
biru adalah inlet, grid warna merah adalah outlet, da nada 3 buah grid berwarna
hijau di dalam ruanganan adalah tempat cetakan dilektakan.
Gambar 1.
Desain ruangan pertama
Pada Gambar 2 yang merupakan distribusi dari temperature didalam
ruangan, dimana hasil tersebut didapatkan ketika proses iterasi dilakukan
sampai mendapatkan hasil yang konvergen. Dari gambar hasil simulasi terlihat
udara yang masuk memalui lubang inlet dari memecah aliran panas yang dihasilkan
oleh kedua sumber cahaya (lampu) sehingga penyebaran temperature dari sumber
cahya menyebar kesisi dinding ruangan. Dan dapat dilihat juga dari ketiga benda
yangakan dikeringkan dapat menyerap panas yang dihasilkan oleh sumber cahaya
sehingga proses pengeringan dapat terjadi, tetapi untuk posisi benda yang
berada ditengah pada sisi bagian bawah menghasilkan tempertur yang lebih rendah
daripada kedua benda yang berada disebelahnya.
Gambar 2.Distribusi
temperature didalam ruangan
PadaGambar 3 terlihat distribusi kecepatan dalam bentuk arah vector dimana
dari gambar terlihat kecepatan udara yang masuk berkisaran lebih kurang 9 m/s
dan keluar pada bagian outlet kecepatan udaranya berkisar antara 2 m/s. Aliran
udara yang masuk dengan langsung menuju ke lubang outlet tanpa terjadinya
turbulensi udara didalam ruangan sehingga menyebabkan distribusi temperature
pada disain ini tidak merata.
Gambar 3Distribusi
Kecepatan udara didalam ruangan
ü Desain Kedua
Pada Gambar
2 desain ruangan kedua terlihat bahwa posisi lubang udara (inlet) berada di
sisi-sisi ujung atas ruangan dan lubang outlet berada dibawah ruangan posisi
dari lubang (outlet) sama dengan desain pada gambar pertama.
Gambar 4.
Desain ruangan kedua
Dari hasil iterasi yang dilakukan pada desain
ruangan yang kedua yang terlihat pada Gambar
5 distribusi temperature didalam
ruangan.tidak merata kesemua ruangan terlihat bahwa akibat dari lubang
inlet yang berada pada ujung atas ruangan membuat temperature yang dihasilkan
dari sumber cahaya menyebar ke satu titik ruangan yaitu pada posisi benda yang
berada ditengah, sedangkan pada kedua benda lainnya tidak mendapatkan
temperature yang sama dengan pada posisi benda yang pertama.
Gambar 5. Distribusi temperature didalam ruangan
Pada Gambar
6 terlihat distribusi kecepatan udara di dalam ruangan
dimana pada gambar telihat distribusi kecepatan udara didalam ruangan
yang masuk dari inlet langsung menuju ke lubang outlet hal tersebut yang
menyebabkan penyebaran temperature yang tidak merata pada ruangan dan oleh
karena itu temperature pada dua benda yang berada didekat dinding mendapatkan
temperature yang lebih rendah dari benda yang berada ditengah yang mendapat
temperature lebih dari sumber cahaya, sedangkan pada kedua benda yang berada
didekat dinding temperaturnya dipengaruhi oleh kecepatan udara yang melewati
sisi kedua benda tersebut.
Gambar 6.
Distribusi Kecepatan udaradidalam ruangan
ü Desain ketiga
Pada
Gambar 7 yaitu Desain ruangan
Ketiga, terlihat dari gambar posisi inlet dikombinasikan dari desain ruangan
pertama dan desain ruangan yang kedua dimana posisi lubang inlet ada tiga buah
yang terdapat di dua bagian ujung atas dinding dan pada bagian tengah antara kedua
buah sumber cahaya. Sedangkan posisi lubang otlet sama seperti desain
sebeluimnya, dan juga peletakan sumber cahaya dan benda yang akan dikeringkan
posisinya tetap sama.
Gambar 7.
Desain Ruangan Ketiga
Pada
Gambar 8 merupakan distribusi
temperature di dalam ruangan dimana dari hasil iterasi yang telah dilakukan
sampai mendapatkan hasil yang konvergen. Dari gambar telihat distribusi
temperature didalam ruangan telihat lebih merata dibandingkann dengan keduan
desain ruangan sebelumnya yaitu di desain yang pertama dan desain kedua, dari
gambar terlihat juga akibat dengan adanya penambahan inlet menjadi tiga buah
dengan posisi inlet yang simetris, hal tersebut membuat udara yang masunk
melalui inlet tersebut membantu proses penyebran temperature yang dihasilkan
oleh sumber cahaya (lampu). Dan ketiga benda yang menjadi tempat pengeringan
mendapatkan temperature yang sama untuk setiap benda sehingga waktu pengeringan
antara tiap benda dapat seragam.
Gambar 8.
Distribusi Tempertur di dalam ruangan
Pada Gambar 9 terlihat distribusi kecepatan
udara didalam ruangan untuk desain yang ketiga, dari gambar terlihat kecepatan
udara yang masuk dari setiap lubang inlet membuat penyebaran udara yang
menyeluruh kesemua ruangan , hal tersebut sangat membantu dalam penyebaran
temperature dari sumber cahaya. Dengan demikian dengan inlet yang simetris
tersebut membuat proses pengeringan untuk ketiga benda tersebut dapat kering
dalam waktu yang sama. Sehingga pada desain ketiga ini adalah desain yang
paling optimum untuk desain sebuah ruangan pengeringan karena distribusi
temperature yang merata disemua ruangan.
Gambar 9.
Distribusi Kecepatan Udara di dalam ruangan
BAB
V
PENUTUP
5. Kesimpulan
·
Pemograman (matlab)
yang telah dibuat dapat menghasilkat output jumlah proses yang dilakukan, lama
waktu pengeringan, keuntungan yang didapatkan dan seberapa banyak pohon yang
dapat diselamatkan jika melakukan proses pengolahan limbah kertas
·
Dari proses disimulasi
CFDSOF yang telah dilakuakan makan desain ruangan yang ketiga merupakan desai
terbaik dari dua desain lainnya, dikarenakan distribusi temperature yang merata
yang mengakibatkan proses pengeringan yang beragam sehingga waktu pengeringannya
akan sama.